Minggu, 30 Juli 2023


Tema    : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Resume : 15

Gelombang    : 29

Hari, tanggal : Jumat, 28 Juli 2023

Narasumber  : Yulius Roma Patandean, S.Pd

Moderator     : Purbaniasita Kusumaning Sedyo, S.Pd


Bagaimana sebuah buku itu nyaman dibaca?

Kadang membacanya seolah kita melahap sajian yang membangkitkan selera.

Bahasanya, kajian, dan materinya runtut dan sistematis.

Apakah ada triknya menyusun buku seperti itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengantarkan pembelajaran malam hari ini tentang langkah menyusun buku secara sistematis. Narasumber kita Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. akan ditemani oleh moderator Ibu Purbaniasita Kusumaning Sedyo, S.Pd. 

Narasumber kita yang luar biasa berasal dari Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan. Alumni kegiatan ini di gelombang 9 tahun 2020 yang lalu. Untuk mengetahui informasi tentang narasumber, bisa disimak lewat tautan: https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html. Beliau mempunyai banyak prestasi diantaranya adalah Pemenang ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA  pada Porseni PGRI  prov. Sulawesi Selatan tahun 2017. Guru berprestasi jenjang SMA prov. Sulawesi Selatan tahun 2021. Peraih 2 medali emas dan 3 medali perunggu Gurulympic tahun 2020, Dan masih banyak prestasi lain yang beliau dapatkan. 

Setiap masing-masing peserta KBMN ini pasti telah memiliki naskah tulisan calon buku. Naskah-naskah tersebut berupa materi-materi selama mengikuti kegiatan ini atau naskah buku berupa cerpen, puisi, biografi, non fiksi, dll yang telah direncanakan sebagai buku solo/karya tunggal. 

Nah, oleh karena naskah telah siap, tentunya naskah tersebut telah sering dibaca ulang untuk menentukan urutan bab, sub bab, judul, dll. Namun, tidak menutup kemungkinan, menghadapi tantangan berupa sistematika tulisannya.

Naskah buku yang tertata/tersusun dengan baik memudahkan penulis untuk menambahkan, mengurangi, dan merombak naskah jika dianggap tidak sesuai dengan tema yang diangkat. Terdapat sejumlah aplikasi/software yang bisa digunakan untuk membuat naskah buku tersusun secara sistematis. Diantaranya menggunakan Mandeley dan Zotero.

Narasumber membagikan video sederhana cara menyusun naskah buku secara sistematis. 

Cara membuat daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka

https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw

https://www.youtube.com/watch?v=jXPr59aWJSc&feature=youtu.be

https://www.youtube.com/watch?v=jXPr59aWJSc&feature=youtu.be

atau menggunakan fitur-fitur Ms Word untuk menyusun naskah buku yang sistematis dan rapi tanpa jaringan internet/offline. Naskah buku  yang tersusun dengan baik tentunya memudahkan pula tim editor di percetakan untuk menerbitkan naskah buku. Walaupun sudah ada tim editor, ada baiknya  belajar pula menjadi editor naskah sendiri. Banyak hal yang bisa dipelajari.

Rasa percaya diri terhadap naskah juga akan lahir seiring dari seringnya membaca naskah buku ketika melakukan penyusunan secara sistematis. Sering menengok naskah teman-teman, baca dan lakukan perubahan pada naskah jika dibutuhkan. Setiap permulaan penulisan buku pasti ada tantangan. Namun, tantangan itulah yang membuat usaha menerbitkan buku semakin menarik dan bermakna.

       Dinginnya malam tak sedingin es

       Ingin terus bersama tapi tubuh lemes

       Grup KBMN senantiasa merekah

       Terus berkarya catatkan sejarah


Salam Literasi

Rabu, 26 Juli 2023


Tema    : KONSEP BUKU NONFIKSI

Resume : 14

Gelombang    : 29

Hari, tanggal : Rabu, 26 Juli 2023

Narasumber  : Musiin, M.Pd

Moderator     : Lely Suryani, S.Pd. SD.


Semangat malam, Belajar bersama lagi dengan seluruh peserta dari Sabang sampai Merauke dalam KBMN 29 dalam pembahasan Konsep Buku Nonfiksi. Malam ini bersama moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD yang akan membersamai narasumber Ibu Musiin, M.Pd.

        Pembahasan malam ini seakan menjawab keinginan hati, karena bersamaan dengan pemberian tugas siswa untuk menulis cerita nonfiksi. Betapa alam sangat mendukung akan kegiatan bermanfaat ini yang langsung mendapat materi tentang Konsep Buku Nonfiksi. Ibu Musiin, M.Pd narasumber malam ini merupakan alumni KBMN gelombang 8, yang diawali bergabung belum mempunyai karya. Beliau dosen di STKIP PGRI Jombang tahun 1994, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Di dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri. Selain mengajar, ia founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.

         "JANGAN KUATIR TETAP OPTIMIS, AKAN LAHIR KARYA" gaung motivasi Bu Iin yang memacu untuk membangun branding sebagai penulis dari hal sederhana namun konsisten. Hal ini akan menjadi stimulus untuk karya yang hebat. Bahwa setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama yang dilalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup. Semua itu tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

       Menulis memang bukanlah hal yang mudah, apalagi harus dilakukan oleh kita yang tidak suka membaca, malah lebih sulit lagi. Menulis adalah keterampilan produktif, ini berarti keterampilan yang membutuhkan modal. Modalnya adalah banyak membaca dan mengamati fenomena yang ada. Sebelum menulis buku, harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Menulis sebenarnya untuk saat ini mempunyai makna yang luas. Membuat konten sebenarnya adalah turunan dari menulis. Bagaimana sebuah tim kreatif menghasilkan karya jika tidak didahului oleh konsep yang ditulis.

       Konsep tulisan yang berdasarkan fakta dan kenyataan merupakan cerita nonfiksi. Isi dari nonfiksi berupa INFORMASI, PENGETAHUAN atau WAWASAN yang memiliki tujuan menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada. Adapun ciri buku nonfiksi :

1.  Menggunakan bahasa formal.

2.  Makna yang disampaikan adalah makna denotasi.

3.  Ditulis berdasarkan fakta.

4.  Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular.

5.  Meghasilkan temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.

6.  Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam tulisannya.

Jenis Buku Nonfiksi

Ada 2 jenis buku nonfiksi :

  1. Buku Nonfiksi Murni; buku yang berisi kumpulan data otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data tersebut berasal dari teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti lainnya. Contohnya SKRIPSI, DISERTASI,  ARTIKEL, FEATURE,  dll
  2. Buku Nonfiksi Kreatif; buku yang berisi data-data otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif dari pengarang. Contohnya : 

          1. Biografi

          2. Autobiografi

          3. Memoar

          4. Buku Motivasi, pengembangan diri/psikologi

          5. Buku panduan/manual

          6. Buku pelajaran/buku teks/pendamping

          7. Encyclopedia/kamus

          8. Buku catatan perjalanan

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.  Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.  Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3.  Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

1.  Pratulis

2.  Menulis Draf

3.  Merevisi Draf

4.  Menyunting Naskah

5.  Menerbitkan

Langkah Pertama  Pratulis

1.  Menentukan tema

2.  Menemukan ide

3.  Merencanakan jenis tulisan

4.  Mengumpulkan bahan tulisan

5.  Bertukar pikiran

6.  Menyusun daftar

7.  Meriset

8.  Membuat Mind Mapping

9.  Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.  Pengalaman pribadi

2.  Pengalaman orang lain

3.  Berita di media massa

4.  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.  Imajinasi

6.  Mengamati lingkungan

7.  Perenungan

8.  Membaca buku

Referensi terdiri dari :

1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua

Menulis Draf

1.  Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.  Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf

1.  Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.  Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.  Ejaan

2.  Tata bahasa

3.  Diksi

4.  Data dan fakta

5.  Legalitas dan norma

Dalam menulis tentu memiliki hambatan-hambatan seperti:

1.  Hambatan waktu

2.  Hambatan kreativitas

3.  Hambatan teknis

4.  Hambatan tujuan

5.  Hambatan psikologis

Adapun cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah :

1.  Banyak membaca

2.  Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

3.  Disiplin menulis setiap hari.

Materi yang sangat utuh. Menjadi acuan untuk kita yang ingin menuangkan ide dan tulisan-tulisan dalam sebuah buku. Sebagai penutup,  Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat yang ingin menjadi penulis.





Teruslah berkarya, berdedikasi dan menginspirasi.

Salam Literasi

Selasa, 25 Juli 2023

Tema    : KAIDAH PANTUN

Resume : 13

Gelombang    : 29

Hari, tanggal : Senin, 24 Juli 2023

Narasumber  : Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator     : Gina Dwi Septiani, S.Pd., M.Pd


Pergi ke pasar membeli delima

Pulangnya mampir ke toko zaitun

Marilah kita sambut bersama-sama

Mas Miftah narasumber Kaidah Pantun

Pantun pembuka pertemuan KBMN 29  malam ini oleh moderator Ibu Gina Septiani, S.Pd., M.Pd yang langsung disambut pantun juga oleh Narasumber Bapak Miftahul Hadi, S.Pd.

Banjir kanal jembatan patah,

Jatuh ke semak di pinggir kali,

Salam kenal saya mas Miftah,

Dari Demak berjuluk kota wali.

Sesuai pantun, kita berkenalan dulu dengan narasumber Bapak Miftahul Hadi, S.Pd. Beliau Guru SD Negeri Raji 1 Demak, Guru penggerak angkatan 5, NSBPB Kemendikbudristek gelombang 3, dan finalis Festival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun (kategori guru) tingkat ASEAN. Beliau juga jebolan KBMN ke-17 dengan segudang buku solo dan buku antologi. Malam ini  narasumber memperkenalkan tentang pantun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ada beberapa penyebutan untuk pantun yang dikenal di masing-masing daerah di Indonesia, Menurut Suseno (2006) di Tapanuli, pantun dikenal dengan nama ende-ende.

Contoh: 

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan.

Sedangkan di Sunda, pantun dikenal dengan nama paparikan.

Contoh:

Sing getol nginam jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol naengan elmu,

Gunana dunya akhirat.

Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.

Contoh:

Kabeh-kabeh gelung konde,

Kang endi kang gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang endi sing durung ana.

Keberagaman penyebutan pantun di masing-masing daerah menunjukan hasanah budaya yang ada di Indonesia. Pantun sendiri telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014. Menyusul pada tanggal 17 Desember 2020 pantun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada sesi ke 15 intergovernmental comittee for the safeguarding of the intangible cultural heritage.

Dengan penetapan tersebut, bukan berarti kita tidak perlu berbuat apa-apa lagi, justru untuk terus memelihara sebagai warisan budaya tak benda dunia, pantun harus terus dikaji, ditulis sehingga terus lestari di masyarakat. Pantun seringkali kita dengar saat pidato atau sambutan. Namun yang membuat khawatir adalah pantun digunakan untuk mengolok-olok, ujaran kebencian seperti yang sering kita saksikan di acara televisi.

Untuk lebih mengenal apa itu pantun, berikut beberapa definisi mengenai pantun.

  1. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
  2. Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
  3. Pantun termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)

Selain untuk komunikasi sehari-hari, pantun juga dapat digunakan dalam sambutan pidato, menyatakan perasaan, lirik lagu, perkenalan maupun berceramah/dakwah. 

Untuk mengembalikan Marwahnya, pantun memiliki fungsi antara lain :

  1. Sebagai alat pemelihara bahasa
  2. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.
  3. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
  4. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.

Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Berdasarkan definisi di atas, pantun dapat dikenali dengan ciri-ciri :

Satu bait terdiri atas empat baris

* Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

* Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

* Bersajak a-b-a-b

* Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

* Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud


Sesuai dengan tabel perbedaan karya sastra, bisa dilihat contoh syair sebagai berikut:

Ke sekolah janganlah malas,

Belajar rajin di dalam kelas,

Jaga sikap janganlah culas,

Agar hati tak jadi keras.

Ada empat baris.

Persajakan A-A-A-A (lihat bunyi akhirnya, memiliki bunyi yang sama "as")

Baris pertama, kedua, ketiga dan keempat isinya saling berhubungan.

Contoh gurindam:

 Jika selalu berdoa berdzikir,

Ringan melangkah jernih berpikir.

Hanya terdiri atas dua baris.

Memiliki hubungan sebab akibat.

Bersajak A-A

Ada beberapa tips cara mudah membuat pantun dengan cepat.

Contoh:

1. Tahu, bahu, perahu, suhu.

2. Baik, naik, Daik, asyik.

3. Cinta, pelita, kata, jelita, kota.

4. Datang, petang, batang, kentang.

5. Suka, cempaka, cuka, Malaka.

6. Dalam memilih kata untuk Rima, minimal dua atau tiga huruf.

7. Membuat pantun akan lebih mudah jika menulis baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.


Dua bait pantun sebagai kata penutup,

Biji selasih jangan dimakan,

Batang tebu akar seruntun,

Terimakasih saya ucapkan,

Bapak ibu kelas kaidah pantun.

 Pergi berkelah menjaja katun,

Saudagar Arab di tengah pekan,

Segala madah telah disusun,

Salah dan khilaf mohon dimaafkan.


Teruslah berkarya, berdedikasi dan menginspirasi.

Fokus pada satu hal yang dikuasai.


Salam Literasi



 

Sabtu, 22 Juli 2023

MPLS SD Waskito 2023/2024

 



Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Waskito
Tahun Pelajaran 2023/2024

     Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah merupakan kegiatan rutin sekolah yang diterapkan pada awal tahun ajaran baru. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi, semangat, cara belajar efektif, dan tentunya mengenal lingkungan sekolah bagi peserta didik yang baru bergabung. Selain itu, tujuan MPLS untuk menumbuhkan perilaku positif, jujur, mandiri, menghargai, menghormati keberagaman dan persatuan, serta hidup bersih dan sehat.

    MPLS SD Waskito dilaksanakan mulai tanggal 17-20 Juli 2023 untuk peserta didik kelas I, sedangkan tanggal 20-21 Juli 2023 untuk kelas II sampai VI.  Umumnya MPLS merupakan penyambutan peserta didik baru untuk lebih mengenal kondisi lingkungan dan budaya sekolah. Tetapi kegiatan ini tidak menutup untuk kelas lanjutannya. Hal ini berdasar pada siswa yang naik kelas akan beradaptasi dengan kondisi kelas, wali kelas, budaya yang berbeda, bahkan mungkin ada teman baru juga. 

Mengutip dari situs resmi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ada beberapa kegiatan MPLS, yaitu:
1. Pengenalan program sekolah
2. Pengenalan cara belajar di sekolah
3. Pengenalan konsep diri
4. Pembinaan awal kultur sekolah
5. Pengenalan sarana dan prasarana sekolah

Keseruan dan antusias peserta didik baru dalam mengikuti MPLS sangat terlihat pada hari pertama datang ke sekolah. Siswa kelas I yang nota bene masih memerlukan pendampingan orang tua tidak terlihat pada hari pertama. Siswa-siswi yang datang ke sekolah dengan berani dan ceria hanya diantar sampai batas pengantar. Mereka dengan senyum dan berlari kecil menuju kelas yang disambut oleh Kepala Sekolah dan jajaran dewan guru. Keberanian dan keceriaan siswa-siswi merupakan indikator untuk proses pembelajaran yang diharapakan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

     Tak kalah menariknya, kegiatan MPLS yang dilaksanakan dari kelas II sampai VI.  Khususnya di kelas VB yang digawangi oleh Kenzie sebagai ketua kelas, di hari pertama MPLS melakukan kegiatan seru tentang pengenalan konsep diri. Satu persatu siswa mengungkapkan arti nama sesuai dengan awal hurufnya kemudian menyebutkan alat transportasi yang disukai dan makna dari pilihan transportasi tersebut. Ada yang memaknai awal huruf namanya dengan Cantik karena namanya berawal huruf C. Ada juga Kerja keras, Sopan, Delapan belas, dan sebagainya. Begitu memaknainya para siswa akan awal huruf namanya dan menghubungkannya dengan doa dan cita-cita yang akan dicapai di masa depan.

     Pada sesi pilihan transportasi, siswa masih menghubungan dengan "filosofi" (sesuai pemahaman siswa) dan hobinya. Ada yang memilih sepeda karena hobinya sepeda dan mengartikan dengan sepeda merupakan alat transportasi yang sehat dan tidak menimbulkan polusi. Ada yang memilih pesawat jet, pesawat tempur, bahkan ada yang memilih busway dengan filosofi bisa membawa semua anggota keluarga untuk bisa keliling kota. Sebagai wali kelas, begitu speechless melihat perkembangan siswa VB. Begitu hebat daya nalar dan kemampuan mereka.

      Pada hari kedua, siswa kelas VB berdiskusi tentang kesepakatan kelas. Berawal dari kondisi dan suasana kelas yang diingankan dalam proses pembelajaran, mereka memberikan pendapat untuk mewujudkan kelas yang diinginkan tersebut. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berpihak pada murid. Selain mereka akan bertanggung jawab terhadap kelasnya, kegiatan ini juga menumbuhkan kepemimpinan murid. Kesepakatan kelas yang sudah terbentuk merupakan rambu-rambu pengingat jika mereka melakukan hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
 
Para siswa menuliskan sikap di stciky note dan menempelkannya sebagai kesepakatan kelas.


Selamat belajar, tumbuhan potensi-potensi yang ada dalam diri agar sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Semangat mengikuti proses pembelajaran selama di kelas VB. Jadikan diri sebagai siswa yang bernilai, sopan, mandiri, kreatif, bernalar kritis, dan tentunya beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

5B is the best

Salam Literasi
  


 


Tema    : Proofreading SEBELUM MENERBITKAN TULISAN

Resume : 12

Gelombang    : 29

Hari, tanggal : Jumat, 21 Juli 2023

Narasumber  : Susanto, S.Pd

Moderator     : SIM Cgung Wei, SP.


Belajar lagi di KBMN 29 malam ini bersama narasumber Pak Susanto, S.Pd dan moderator Sim Chung Wei SP. Setiap pertemuan dalam KBMN selalu istimewa terlebih karena materi yang disampaikan, juga dari para pemateri yang hebat. Malam ini akan membahas tentang Proofreading sebelum menerbitkan tulisan. Terus terang, kata Proofreading bagi saya masih asing dan baru pertama kali mendengar.

Moderator malam ini, Pak Sim Chung Wei biasa dipanggil Koko Sim. Saat ini mengajar di SD Saint Peter School, Jakarta Utara. Alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan OmJay gelombang 26 yang sekaligus merupakan mentor saya dalam mewujudkan buku antologi sebagai prasyarat kelulusan dalam KBMN ke-29.

Beliau akan membersamai narasumber Pak Susanto yang akrab disapa dengan PakD Sus. PakD Sus adalah guru SDN Mardiharjo, Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Beliau alumni KBMN Gelombang 15 (2020), ikut proyek antologi pertama Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020) bersama Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng). Saat ini beliau sedang mengikuti proyek antologi RVL (Rumah Virus Literasi) dan Penerbit Cahaya Pelangi Media.

Mungkin bagi sebagian besar kita sudah pernah mendengar istilah Proofreading atau disebut juga uji-baca. Seperti apa proofreading itu? Mengapa proofreading perlu dilakukan? Bagaimana cara melakukan proofreading? Melalui pertanyaan dasar tersebut, PakD Sus mulai memberikan penjelasan.

Apa itu proofreading?

Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah tulisan agar diketahui ada atau tidak kesalahan. Kesalahan yang dikoreksi pada sebuah tulisan berkaitan dengan saltik (kesalahan pengetikan) atau ejaan, penggunaan tanda baca, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, dan logika dari sebuah tulisan.

Saltik (salah pengetikan) atau typo digolongkan menjadi:

  1. Typo insidental, kesalahan mengetik, cukup diperbaiki.
  2. Typo individual, kecenderungan pribadi, misalnya menulis kata "buku" pada awal kalimat selalu "BUku".
  3. Typo automatical, koreksi otomatis dari aplikasi, seperti bisa menjadi bias; sosial menjadi social; asma menjadi atsma.
  4. Typo konseptual, bukan salah ketik melainkan salah konsep. Seperti karier menjadi karir; tanda titik sesudah tanda seru atau tanda tanya.
Koreksian selanjutnya setelah memeriksa adanya typo adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Untuk mengakses EYD kita bisa mengunjungi laman https://ejaan.kemdikbud.go.id.eyd/. Dalam EYD kita harus memerhatikan penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan.

Contoh proofreading:







Mengapa proofreading perlu dilakukan?

Hal ini menjadi suatu keharusan karena penulis kadang kesulitan menemukan kesalahan atau merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Pada kondisi ini maka mengoreksi tulisan setelah tulisan selesai dibuat. Tidak dianjurkan untuk mengoreksi tulisan pada saat menulis atau sebelum tulisan diselesaikan.


Ketika tulisan telah selesai, lalu siapa yang melakukan proofreading atau mengoreksi tulisan? Tentunya dilakukan oleh penulis atau orang lain yang lebih profesional.

Bagaimana cara melakukan proofreading? 

Untuk melakukan proofreading naskah sendiri (self editing), langkah yang harus dilakukan adalah:
  1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, diamkan naskah beberapa waktu.
  2. Membaca dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit agar tidak salah asumsi.
  3. Memeriksa saltik (typo), istilah, EYD, struktur, kelogisan.
  4. Membaca dengan bersuara (enak, mengalir)

Contoh proofreading pada tataran struktur dan konsistensi kalimat.


Pada bagian penutup, narasumber mengingatkan agar kalimat tidak panjang-panjang. Seperti pada contoh berikut:

Tempat favorit saya untuk dikunjungi selama akhir pekan adalah rumah kakek nenek saya di dekat danau, di mana kami suka memancing dan berenang, dan kami sering naik perahu ke danau.

Secara normal, kalimat itu terlalu panjang. Kita dapat memecahnya menjadi dua atau tiga kalimat agar membuatnya lebih jelas seperti kalimat berikut:

 Tempat favorit saya untuk dikunjungi selama akhir pekan adalah rumah kakek nenek saya. Itu dekat danau, tempat  kami suka memancing dan berenang. Kami juga sering naik perahu ke danau.

Banyak ilmu yang didapat. Pengetahuan dan wawasan baru dalam menulis selalu didapat pada pertemuan-pertemuan KBMN. Terima kasih telah tergabung dengan komunitas hebat ini di bawah naungan tim solid OmJay. 

Jaya selalu untuk tim solid OmJay

Salam Literasi







  Sudah lama blog ini penuh dengan sarang laba-laba. tidak ada aktivitas menulis sejak beberapa bulan terakhir. Padahal dengan konsisten, ki...