Rabu, 26 Juli 2023


Tema    : KONSEP BUKU NONFIKSI

Resume : 14

Gelombang    : 29

Hari, tanggal : Rabu, 26 Juli 2023

Narasumber  : Musiin, M.Pd

Moderator     : Lely Suryani, S.Pd. SD.


Semangat malam, Belajar bersama lagi dengan seluruh peserta dari Sabang sampai Merauke dalam KBMN 29 dalam pembahasan Konsep Buku Nonfiksi. Malam ini bersama moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD yang akan membersamai narasumber Ibu Musiin, M.Pd.

        Pembahasan malam ini seakan menjawab keinginan hati, karena bersamaan dengan pemberian tugas siswa untuk menulis cerita nonfiksi. Betapa alam sangat mendukung akan kegiatan bermanfaat ini yang langsung mendapat materi tentang Konsep Buku Nonfiksi. Ibu Musiin, M.Pd narasumber malam ini merupakan alumni KBMN gelombang 8, yang diawali bergabung belum mempunyai karya. Beliau dosen di STKIP PGRI Jombang tahun 1994, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Di dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri. Selain mengajar, ia founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.

         "JANGAN KUATIR TETAP OPTIMIS, AKAN LAHIR KARYA" gaung motivasi Bu Iin yang memacu untuk membangun branding sebagai penulis dari hal sederhana namun konsisten. Hal ini akan menjadi stimulus untuk karya yang hebat. Bahwa setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama yang dilalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup. Semua itu tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

       Menulis memang bukanlah hal yang mudah, apalagi harus dilakukan oleh kita yang tidak suka membaca, malah lebih sulit lagi. Menulis adalah keterampilan produktif, ini berarti keterampilan yang membutuhkan modal. Modalnya adalah banyak membaca dan mengamati fenomena yang ada. Sebelum menulis buku, harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Menulis sebenarnya untuk saat ini mempunyai makna yang luas. Membuat konten sebenarnya adalah turunan dari menulis. Bagaimana sebuah tim kreatif menghasilkan karya jika tidak didahului oleh konsep yang ditulis.

       Konsep tulisan yang berdasarkan fakta dan kenyataan merupakan cerita nonfiksi. Isi dari nonfiksi berupa INFORMASI, PENGETAHUAN atau WAWASAN yang memiliki tujuan menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada. Adapun ciri buku nonfiksi :

1.  Menggunakan bahasa formal.

2.  Makna yang disampaikan adalah makna denotasi.

3.  Ditulis berdasarkan fakta.

4.  Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular.

5.  Meghasilkan temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.

6.  Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam tulisannya.

Jenis Buku Nonfiksi

Ada 2 jenis buku nonfiksi :

  1. Buku Nonfiksi Murni; buku yang berisi kumpulan data otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data tersebut berasal dari teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti lainnya. Contohnya SKRIPSI, DISERTASI,  ARTIKEL, FEATURE,  dll
  2. Buku Nonfiksi Kreatif; buku yang berisi data-data otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif dari pengarang. Contohnya : 

          1. Biografi

          2. Autobiografi

          3. Memoar

          4. Buku Motivasi, pengembangan diri/psikologi

          5. Buku panduan/manual

          6. Buku pelajaran/buku teks/pendamping

          7. Encyclopedia/kamus

          8. Buku catatan perjalanan

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.  Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.  Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3.  Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

1.  Pratulis

2.  Menulis Draf

3.  Merevisi Draf

4.  Menyunting Naskah

5.  Menerbitkan

Langkah Pertama  Pratulis

1.  Menentukan tema

2.  Menemukan ide

3.  Merencanakan jenis tulisan

4.  Mengumpulkan bahan tulisan

5.  Bertukar pikiran

6.  Menyusun daftar

7.  Meriset

8.  Membuat Mind Mapping

9.  Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.  Pengalaman pribadi

2.  Pengalaman orang lain

3.  Berita di media massa

4.  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.  Imajinasi

6.  Mengamati lingkungan

7.  Perenungan

8.  Membaca buku

Referensi terdiri dari :

1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua

Menulis Draf

1.  Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.  Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf

1.  Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.  Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.  Ejaan

2.  Tata bahasa

3.  Diksi

4.  Data dan fakta

5.  Legalitas dan norma

Dalam menulis tentu memiliki hambatan-hambatan seperti:

1.  Hambatan waktu

2.  Hambatan kreativitas

3.  Hambatan teknis

4.  Hambatan tujuan

5.  Hambatan psikologis

Adapun cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah :

1.  Banyak membaca

2.  Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

3.  Disiplin menulis setiap hari.

Materi yang sangat utuh. Menjadi acuan untuk kita yang ingin menuangkan ide dan tulisan-tulisan dalam sebuah buku. Sebagai penutup,  Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat yang ingin menjadi penulis.





Teruslah berkarya, berdedikasi dan menginspirasi.

Salam Literasi

2 komentar:

  Sudah lama blog ini penuh dengan sarang laba-laba. tidak ada aktivitas menulis sejak beberapa bulan terakhir. Padahal dengan konsisten, ki...